ive

Ketika K-Pop Berpadu dengan Dunia Gelap: Tren "Demon Hunter" yang Mewarnai Panggung Musik Korea

Jun 20253 min read
7
7

Netflix baru-baru ini merilis serial animasi orisinal berjudul K-Pop Demon Hunters, sebuah produksi dari Sony Pictures Animation yang menyajikan kisah tak lazim: girl group K-pop yang diam-diam berperan sebagai pembasmi iblis. Mengusung visual bergaya anime dan jalan cerita penuh aksi, serial ini berhasil menarik perhatian global hanya dalam hitungan hari setelah tayang.

Narasi Segar dalam Lansekap K-Pop


K-Pop Demon Hunters
mengikuti kisah HUNTR/X, sebuah grup idola perempuan beranggotakan tiga orang: Rumi, Mira, dan Zoey. Di hadapan publik, mereka tampil sebagai grup pop papan atas dengan fanbase yang luar biasa. Namun di balik panggung, mereka menyimpan rahasia: ketiganya merupakan pemburu iblis yang ditakdirkan menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dimensi gelap bernama Honmoon.

Cerita bermula ketika sebuah grup boyband saingan, Saja Boys, mulai menunjukkan keanehan. Popularitas mereka yang meroket ternyata berkaitan dengan kekuatan gelap yang mereka gunakan untuk menyerap energi para penggemar dan memperlemah penghalang antara dunia manusia dan roh jahat. Ketika ancaman semakin besar, HUNTR/X harus bersatu untuk menghentikan invasi tersebut.

Gaya Visual dan Produksi Berstandar Internasional

Sebagai rumah produksi di balik Spider-Man: Into the Spider-Verse, Sony Pictures Animation kembali menampilkan kualitas animasi kelas dunia dalam serial ini. K-Pop Demon Hunters memadukan teknik animasi 2D dan 3D secara dinamis. Adegan pertarungan ditampilkan dengan koreografi yang artistik, sementara adegan panggung disusun seperti video musik dengan tata cahaya dan gerakan kamera yang sinematik.

Estetika visual dalam serial ini menampilkan perpaduan gaya futuristik dan elemen mistik khas Asia Timur, yang memperkuat identitas kultural tanpa menghilangkan daya tarik global. Warna-warna neon, simbol-simbol spiritual, serta desain karakter yang ekspresif menjadikan serial ini mudah dikenali dan berkesan.

Musik sebagai Tulang Punggung Cerita

Sejalan dengan tema utamanya, musik memegang peranan sentral dalam K-Pop Demon Hunters. Soundtrack original dalam serial ini melibatkan nama-nama besar di industri K-pop seperti Teddy Park, Danny Chung, dan EJAE. Lagu utama berjudul "Takedown", dinyanyikan oleh tiga member TWICE Jeongyeon, Jihyo, dan Chaeyoung mendapat sambutan positif di berbagai platform streaming.

Tak sekadar pengiring, lagu-lagu dalam serial ini turut menggerakkan alur cerita. Dalam beberapa adegan kunci, pertarungan antara karakter terjadi melalui performa di atas panggung, menegaskan bahwa musik bukan hanya alat ekspresi, tetapi juga kekuatan spiritual dalam dunia fiksi yang diciptakan.

Penerimaan Global dan Dampak Budaya

Sejak perilisannya pada 20 Juni 2025, K-Pop Demon Hunters langsung mencetak rekor dengan masuk ke peringkat pertama Netflix di 26 negara, serta menduduki posisi Top 10 di lebih dari 90 negara. Respons kritikus juga cenderung positif, dengan skor 94 persen di Rotten Tomatoes dan ulasan yang memuji penyutradaraan visual serta orisinalitas cerita.

Meski demikian, serial ini tidak luput dari kritik. Beberapa pihak menilai penggunaan elemen budaya Asia secara campuran seperti referensi pada dokkaebi Korea dan mitologi Tiongkok kurang tepat dan dapat memicu perdebatan seputar apropriasi budaya. Namun di sisi lain, banyak pengamat yang mengapresiasi bagaimana serial ini membuka ruang diskusi baru tentang tekanan yang dihadapi para idola di industri hiburan Korea.

K-Pop Demon Hunters bukan sekadar animasi aksi-fantasi, melainkan sebuah eksplorasi segar atas industri K-pop dari sudut pandang yang berbeda. Ia menawarkan hiburan visual dan musikal, namun juga menyelipkan pesan tentang identitas, tekanan sosial, dan batas antara citra publik dan kehidupan pribadi. Bagi penggemar animasi, K-pop, atau cerita aksi dengan lapisan makna yang lebih dalam, serial ini patut untuk disaksikan.

Apakah berita ini menarik untukmu?